Lokasi serpihan dan korban pesawat AirAsia ditemukan di
Selat Karimata-Laut Jawa, sebelah selatan Pangkalan Bun melalui penyisiran dari
udara pada hari ketiga, Selasa (30/12/2014). Pilot TNI AU memprediksi area
jatuhnya pesawat beradai perairan tersebut sejak hari pertama.
Pesawat Hercules TNI AU A-1323 merupakan pesawat pertama
yang melakukan penyisiran untuk mencari pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura
yang hilang kontak sejak Minggu (28/12) pagi lalu. Hercules yang saat itu
dipiloti oleh Mayor Pnb Akal Juang langsung diterjunkan pada siang harinya
untuk menyusuri wilayah tempat AirAsia QZ8501 terakhir terdeteksi yaitu di
Perairan Tanjung Pandan.
"Kami pesawat pertama yang mencari dari pukul
13.00-19.00 WIB. Sudah harus terbang dalam 1 jam sejak perintah dikeluarkan di
mana pada saat itu posisi kami ada di rumah," ujar Mayor Akal kepada
detikcom di Lanud Halimperdanakusuma, Jaktim, Rabu (31/12/2014).
Akal pun mengaku, setelah mendapat informasi mengenai
data-data hilangnya AirAsia jenis Airbus A-320 itu, ia bersama tim yang
berangkat sudah memprediksi di mana wilayah jatuhnya pesawat. Namun akibat
beberapa kendala, tim pulang tanpa membawa hasil.
"Waktu itu kami pertama dan harus menjangkau area yang
sangat luas sendiri. Cuma saat itu belum muncul tanda-tanda. Tapi kami sudah
memperkirakan di situ lokasinya," kata pria asal Yogyakarta tersebut.
Dalam operasi pencarian pesawat yang kemungkinan jatuh di
laut, Akal mengatakan pilot dan tim pesawat harus tahu mengenai beberapa hal.
Seperti lokasi tempat terakhir pesawat terdeteksi, cuaca, dan berapa lama jarak
waktu kejadian sampai tim akan bergerak ke sasaran lokasi.
Fenomena alam setempat menjadi poin penting dalam operasi
penyusuran. Seperti arus laut, rute pesawat hilang, waktu lost contact dan
sebagainya.
"Dengan perhitungan data-data tersebut maka jika
terjadi penyimpangan maka kita bisa perkirakan arahnya. Kita harus berpikir
seperti pilot tersebut, kalau ada darurat akan cari bandara terdekat. Karena
rata-rata perencanaan pilot itu sama. Jalur atau traffic kan sama," jelas
perwira lulusan AAU tahun 1998 itu.
Atas pertimbangan-pertimbangan itulah maka Akal dan timnya
sudah memprediksi letak jatuhnya pesawat seperti yang akhirnya banyak ditemukan
serpihan-serpihan pesawat AirAsia. Masalah waktu disebutnya juga menjadi alasan
mengapa ketika pertama kali melakukan pencarian, mayat dan serpihan tidak
langsung ditemukan.
"Mungkin saat itu posisi masih ada di bawah, perlu ada
waktu hingga akhirnya (serpihan dan mayat) naik ke permukaan. Hari Minggu kami
terbang di area tersebut selama 2 jam," tutur Akal.
"Hari kedua dan berikutnya area pencarian diperluas,
ada pembagian lokasi penyusuran dengan pesawat lainnya. Tapi kami sudah yakini
lokasi ada di area itu makanya kami insist tetap menyusuri terus dia situ karena
kami yakin. Hanya menunggu waktu saja," sambung bapak anak dua ini.
Pencarian Akal bersama tim berhasil menemukan serpihan dan
mayat pada hari ketiga operasi SAR dengan menggunakan Pesawat Hercules A-1319,
Selasa (30/12). Atas petunjuk dari A-1319 dan temuan dari beberapa pesawat TNI
AU lainnya di waktu yang sama, beberapa barang, serpihan dan dan mayat kini
sudah berhasil dievakuasi.
Supported By: