Rabu, 31 Desember 2014

Pilot Hercules Ini Sudah Prediksi Area Jatuhnya QZ8501 di Selat Karimata Sejak Hari Pertama

http://sellytandiana889.blogspot.com

Lokasi serpihan dan korban pesawat AirAsia ditemukan di Selat Karimata-Laut Jawa, sebelah selatan Pangkalan Bun melalui penyisiran dari udara pada hari ketiga, Selasa (30/12/2014). Pilot TNI AU memprediksi area jatuhnya pesawat beradai perairan tersebut sejak hari pertama.

Pesawat Hercules TNI AU A-1323 merupakan pesawat pertama yang melakukan penyisiran untuk mencari pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak sejak Minggu (28/12) pagi lalu. Hercules yang saat itu dipiloti oleh Mayor Pnb Akal Juang langsung diterjunkan pada siang harinya untuk menyusuri wilayah tempat AirAsia QZ8501 terakhir terdeteksi yaitu di Perairan Tanjung Pandan.

"Kami pesawat pertama yang mencari dari pukul 13.00-19.00 WIB. Sudah harus terbang dalam 1 jam sejak perintah dikeluarkan di mana pada saat itu posisi kami ada di rumah," ujar Mayor Akal kepada detikcom di Lanud Halimperdanakusuma, Jaktim, Rabu (31/12/2014).

Akal pun mengaku, setelah mendapat informasi mengenai data-data hilangnya AirAsia jenis Airbus A-320 itu, ia bersama tim yang berangkat sudah memprediksi di mana wilayah jatuhnya pesawat. Namun akibat beberapa kendala, tim pulang tanpa membawa hasil.

"Waktu itu kami pertama dan harus menjangkau area yang sangat luas sendiri. Cuma saat itu belum muncul tanda-tanda. Tapi kami sudah memperkirakan di situ lokasinya," kata pria asal Yogyakarta tersebut.

Dalam operasi pencarian pesawat yang kemungkinan jatuh di laut, Akal mengatakan pilot dan tim pesawat harus tahu mengenai beberapa hal. Seperti lokasi tempat terakhir pesawat terdeteksi, cuaca, dan berapa lama jarak waktu kejadian sampai tim akan bergerak ke sasaran lokasi.

Fenomena alam setempat menjadi poin penting dalam operasi penyusuran. Seperti arus laut, rute pesawat hilang, waktu lost contact dan sebagainya.

"Dengan perhitungan data-data tersebut maka jika terjadi penyimpangan maka kita bisa perkirakan arahnya. Kita harus berpikir seperti pilot tersebut, kalau ada darurat akan cari bandara terdekat. Karena rata-rata perencanaan pilot itu sama. Jalur atau traffic kan sama," jelas perwira lulusan AAU tahun 1998 itu.

Atas pertimbangan-pertimbangan itulah maka Akal dan timnya sudah memprediksi letak jatuhnya pesawat seperti yang akhirnya banyak ditemukan serpihan-serpihan pesawat AirAsia. Masalah waktu disebutnya juga menjadi alasan mengapa ketika pertama kali melakukan pencarian, mayat dan serpihan tidak langsung ditemukan.

"Mungkin saat itu posisi masih ada di bawah, perlu ada waktu hingga akhirnya (serpihan dan mayat) naik ke permukaan. Hari Minggu kami terbang di area tersebut selama 2 jam," tutur Akal.

"Hari kedua dan berikutnya area pencarian diperluas, ada pembagian lokasi penyusuran dengan pesawat lainnya. Tapi kami sudah yakini lokasi ada di area itu makanya kami insist tetap menyusuri terus dia situ karena kami yakin. Hanya menunggu waktu saja," sambung bapak anak dua ini.

Pencarian Akal bersama tim berhasil menemukan serpihan dan mayat pada hari ketiga operasi SAR dengan menggunakan Pesawat Hercules A-1319, Selasa (30/12). Atas petunjuk dari A-1319 dan temuan dari beberapa pesawat TNI AU lainnya di waktu yang sama, beberapa barang, serpihan dan dan mayat kini sudah berhasil dievakuasi.

Supported By:

Selasa, 30 Desember 2014

Apa Penyebab AirAsia Celaka? CEO Tony Fernandes Serahkan ke Ahli


www.ligaasia.com

CEO AirAsia Tony Fernandes hadir di Surabaya. Dia bertemu Presiden Jokowi dan keluarga penumpang AirAsia QZ8501. Tony menyampaikan dirinya tak akan lari dari tanggung jawab.

Tony juga menyampaikan dirinya tak tahu apa penyebab AirAsia mengalami kecelakaan.

"Kami sampai saat ini tidak tahu apa yang salah," kata Tony dengan raut wajah sedih di Bandara Juanda, Surabaya, Selasa (30/12/2014).

Tony menyampaikan simpati kepada para keluarga korban. Dia juga menegaskan yang utama evakuasi. Kembali soal penyebab kecelakaan, sepenuhnya diserahkan ke hasil penelitian kotak hitam oleh para ahli.

"Saya tak ingin berspekulasi, kami serahkan ke para ahli," tambahnya.

Tony juga menegaskan, kecelakaan ini tak mempengaruhi keberadaan AirAsia di Indonesia. Jumlah penumpang AirAsia terus tumbuh di Indonesia.

"Kami akan terus beroperasi di Indonesia," tutup dia.

Supported By:

AirAsia Marah TVOne Tayangkan Gambar Jasad Korban Mengapung


www.ligaasia.com

Ketegangan terjadi di posko Crisis Center, Bandara Juanda, Surabaya saat TVOne menayangkan gambar jasad korban yang diduga korban AirAsia. Tiba-tiba seorang perempuan mengenakan tali beridentitas AirAsia yang dikalungkan di leher keluar dan bergegas menghampiri kru TVOne.

"Mana TVOne! Mana TVOne! Gila gambar mayat ditayangkan!" teriak salah seorang staf AirAsia sambil tolak pinggang dan dengan muka merah, Selasa (30/12/2014). Staf AirAsia tersebut mengenakan baju kotak merah-merah.

Belum sampai menemui kru TVOne, staf AirAsia itu lalu masuk ke dalam ruangan.

Sementara itu, keluarga terpukul atas tayangan tersebut. Keluarga teriak histeris. Bahkan 1 anggota keluarga sempat pingsan dan langsung dibawa keluar dengan kereta tidur dorong oleh tim dokter.

"Sungguh keterlaluan!" kata keluarga korban yang berjenis kelamin perempuan berbaju biru dan bertubuh tambun itu.

Sementara beberapa keluarga terlihat keluar sambil menangis. Seorang pria berkaos hijau dirangkul 2 keluarganya.

Supported By:

Senin, 29 Desember 2014

Pilih Refund, Tony Fernandes Janji Tak Maju Mundurkan Jadwal AirAsia


www.ligaasia.com

Bos AirAsia Tony Fernandes bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui keluarga AirAsia yang hilang kontak di sekitar perairan Belitung. Pada pertemuan itu Tony menjelaskan mengapa jadwal pesawat jurusan Surabaya-Singapura ini dimajukan.

"Itu karena yang mengubah adalah dari Singapore Airport karena ada perpindahan jadwal dari summer ke winter schedule yang diberikan oleh Singapore Airport. Kami memutuskan penerbangan ini tidak mungkin kita cancel karena tiket sudah dibeli sejak Oktober dan bulan-bulan sebelumnya karena itu kita majukan jadwalnya," kata Tony di hadapan keluarga korban di Bandara Juanda, Surabaya, Senin (29/12/2014).

Pesawat ini seharusnya berangkat sekitar pukul 07.30 WIB, namun dimajukan menjadi pukul 05.20 WIB. Tony mengatakan, ke depan AirAsia tidak akan melakukan hal itu lagi. "Kami tidak akan melakukan seperti ini dan akan memberikan refund," katanya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menimpali hal itu nantinya akan diatur oleh Kementerian Perhubungan. "Ya nanti Kementerian Perhubungan juga akan membuat peraturan tersebut," katanya.

Supported By: